S T A T I S I K

Sabtu, Desember 10, 2011

SURAT TERBUKA Kepada : Semoga Engkau Masih Yang Terhormat Tuan Presiden.

SURAT TERBUKA
Oleh : Pemuda dan Mahasiswa Indonesia

Kepada : Semoga Engkau Masih Yang Terhormat Tuan Presiden.


Setelah beberapa hari diliputi ketidakjelasan, kemarin telah diketahui bahwa anak muda yang membakar dirinya di depan istana Tuan adalah Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno. Sekali lagi, mahasiswa. Intelektual muda harapan bangsa. Informasi ini hendaknya memupus semua spekulasi yang meragukan latar belakang dan motivasi anak muda tersebut dalam melakukan aksi bakar diri.


Anak muda ini jelas bukan orang yang frustasi karena latar belakang aktifitasnya selama ini adalah penggiat demokrasi dan HAM. Juga jelas bukan orang yang stress, karena pilihan tempat yang diputuskannya, di depan istana Tuan, menunjukkan nalarnya yang cerdas. Pun bukan mencari popularitas, karena sebagai aktivis, dia sudah populer di komunitasnya.


Tuan Presiden, sudilah kiranya Tuan membuka mata hati Tuan. Pilihan tempat, di depan istana Tuan, dan pilihan waktu, beberapa hari menjelang Hari Anti Korupsi, merupakan petunjuk yang sangat jelas tentang latar belakang dan alasan anak muda ini dalam melakukan aksinya.


Bagi Tuan, anak muda ini mungkin tak berarti apa-apa, tapi bagi kami, anak muda ini adalah martir pembebasan.


Salam Pembebasan!!!

Minggu, Desember 04, 2011

Hari HIV/AIDS Se-Dunia

http://gmki.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=89%3Aselamatkan-perempuan-hentikan-stigma-dan-laju-hivaids&catid=36%3Apernyataan-sikap&Itemid=63

“SELAMATKAN PEREMPUAN : HENTIKAN STIGMA DAN LAJU HIV/AIDS”

Diperkirakan saat ini di seluruh dunia setiap harinya ada sekitar 2000 anak yang berusia 15 tahun kebawah meninggal akibat AIDS, sementara sekitar 6000 orang yang berusia produktif (15 – 24 tahun ) terinfeksi HIV. Menurut sumber ; Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (PPML ) Kemenkes diperkirakan 186.000 orang hidup dengan HIV AIDS dari tahun 1987 - 2011 dan sebagian besar melalui Heteroseksual.
Kelompok perempuan terutama Ibu rumah tangga dan Remaja yang diperkirakan 2,5 kali lebih tinggi beresiko terinfeksi HIV dibandingkan laki-laki atau remaja putra. Perempuan merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi HIV antaralain karena dalam konstruksi budaya yang masih dominan dengan memuat bias gender, perempuan tidak memiliki nilai tawar didalam keluarga dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk mengontrol perilaku seksual suami atau pasangan hidupnya, serta kurangnya akses pelayanan publik untuk mendapatkan informasi/ pelayanan maupun pengobatan HIV-AIDS ( ini pemicu pertumbuhan Infeksi HIV-AIDS kepada perempuan ).

Resiko terinfeksi HIV yang tinggi menimpa ibu rumah saat melakukan hubungan seks bersama suami yang secara tidak disadari merupakan pembawa virus HIV saat berada diluar rumah. Selain itu pula faktor kemiskinan dan juga penegakan hukum di negara yang pula memberi kontribusi bagi masih tingginya angka traficking, prostitusi dan lainnya yang menjadikan perempuan menjadi korban dan mendapatkan perilaku beresiko, terutama karena dalam situasi itu perempuan banyak yang tidak bisa mengambil pilihan untuk menentukan hubungan yang aman.
Selain persoalan masih tingginya prevelansi infeksi HIV/AIDS, juga terdapatnya stigma negatif terhadap Orang Hidup dengan HIV (ODHIV) seperti dikucilkan, dianggap berdosa, dianggap kutukan, di diskriminasi, ditakuti dan lainnya yang sebenarnya karena faktor ketidaktahuan tentang HIV/AIDS secara mendalam.
Kami, sayap perempuan Organisasi Mahasiswa Indonesia (GMKI, IMMawati DPP IMM, Sarinah Presidium GMNI, KOHATI PB HMI, KMHDI, KOPRI PB PMII) sebagai bagian dari elemen masyarakat terutama golongan muda yang pula rentan terhadap infeksi HIV/AIDS menegaskan sikap kami sebagai bentuk keperihatinan, yakni ;
1. Mendesak pemerintah untuk merubah strategi pencegahan bukan kepada korban saja dalam hal ini perempuan tetapi kepada laki- laki sebab merekalah yang lebih rentan terhadap penularan HIV AIDS.
2. Mendesak Pemerintah untuk melakukan pencegahan HIV AIDS bukan berskala tender proyek, tetapi lebih kepada penanganan yang sustainable dan mendasar sehingga hasilnya lebih terukur.
3. Pemerintah harus konsisten dan mengoptimalkan program penanggulangan HIV/AIDS yang integratif dengan semua komponen pemerintah lintas sektoral dan pemerintah dengan NGO,Ormas, OKP dan lembaga-lembaga mitra lainnya yang berkelanjutan.
4. Perlunya upaya pencegahan agar HIV /AIDS tidak semakin menjalar yang menyebabkan hancurnya tatanan nilai hidup. Olehnya mengajak masyarakat untuk melakukan diskusi dirumah, sekolah, kampus dan masyarakat antara anak-anak, remaja orang tua, guru, tokoh masyarakat dan tokoh panutan lainya untuk dapat membantu menciptakan sikap dan perilaku yang sehat.
5. Mengajak masyarakat untuk melakukan peningkatan kemandirian perempuan dalam menentukan hak-hak reproduksinya.
6. Mendorong Peningkatan peran serta keluarga dalam menciptakan bangunan keluarga yang kondusif dalam pencegahan HIV/AIDS serta menghapus stigma negatif dan diskriminasi mayarakat dan keluarga terhadap ODHIV.

Jakarta, 30 November 2011

GMKI, IMMawati DPP IMM, Sarinah Presidium GMNI, KOHATI PB HMI, KMHDI, KOPRI PB PMII,PMKRI